Jumat, 07 Juni 2013

PENGAWASAN BIAYA OVERHEAD PADA BANK SYARIAH



BAB I
PENDAHULUAN
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control). Di dalam proses pengawasan juga diperlukan tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
Dalam sebuah perbankan pengawasan overhead sangatlah diperlukan guna untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu, dan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen, dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Dalam operasi bank sehari-hari diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya sehingga harus dicatat dan diakui sebagai beban periode berjalan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.[1]
Biaya overhead adalah biaya yang tidak terkait secara langsung dengan output. Biaya overhead tidak bisa langsung dialokasikan pada sebuah unit produk, biaya overhead sifatnya tetap.[2]
Pengawasan overhead adalah  tindakan yang dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya yang tidak terduga dan tidak berkaitan secara langsung dengan output.
Komponen biaya yang diperhitungkan dalm baiyaoverhead ini adalah semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba antara lain adalah:beban personalia, administrasi dan umum, dan beban lainnya.
Misalnya biaya overhead yang dikeluarkan bank selama sebulan adalah sebesar Rp 56,1 milyar sementara jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp1.402 milyar, maka biaya overhead bank adalah Rp 56,1 milyar/ Rp 1.402 milyar = 4,0 %.

   B.     Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Biaya variabel (vc) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan barang (cost of purchasing the commodity) yang mencakup harga pokok barang (cost of commodity) ditambah biaya-biaya lain seperti biaya ekspedisi dan pajak. Lazimnya biaya variabel ini dinyatakan sebagai harga pasar, dan bukan harga modal dari pabrik.
Sedangkan Biaya tetap (fc) mencakup anggaran gaji pegawai, sewa dan/atau perawatan gedung, biaya ATK dan administrasi kantor, pemasaran (marketing) dan promosi, biaya listrik dan sebagainya. Biaya tetap ini dihitung dalam skala waktu tertentu, lazimnya satu tahun, yang dinyatakan dalam bentuk anggaran belanja perusahaan dalam tahun berjalan.
Langkah lain yang penting dalam pengendalian biaya overhead adalah pemisahan biaya menjadi dua golongan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel yang sebenarnya kan menaik atau menurun secara proposional dengan volume pekerjaan. Pengendalian dilaksanakan dengan mengendalikan biaya dalam batas-batas yang telah ditetapkan untuk tingkat kegiatan tertentu. Biaya tetap (fixed cost) tidak berubah menurut kegiatan tetapi tinggal tetap selama satu periode waktu yang relative singkat. Pengendalian terhadap jenis biaya ini sebagian besar tergantung pada pimpinan umum/tertinggi yang menetapkan kebijaksanaan sehubungan dengan investasi, tingkat persediaan dan besarnya organisasi. Dapat diamati bahwa kegagalan untuk membedakan kedua jenis biaya tersebut dapat mengakibatkan kegagalan dalam mengendalikan biaya overhead.
   C.    Ciri-ciri biaya overhead
Adapun ciri-ciri biaya overhead yang terjadi di bank antara lain adalah sebagai berikut:
  • Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
  • Menjadi biaya pada periode terjadinya.
  • Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
Contoh biaya overhead : biaya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya kegiatan kantor dll.[3]
   D.    Tujuan Pengawasan Overhead
Adapun tujuan dari pengawasan overhead adalah sebagai berikut:
a)      Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan
b)      Untuk mengetahui besar kecilnya overhead
c)      Untuk mentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab
  E.     Unsur-unsur biaya overhead dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead dapat dibagi menjadi tiga golongan:
  • Biaya overhead tetap yaitu biaya overhead yang tidak berubah dalam volume kegiatan tertentu.
  • Biaya overhead variabel dalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
  • Biaya overhead semi variabel yaitu biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.[4]
  F.      Cara Memperoleh Pengendalian terhadap Biaya Overhead

Cara pendekatan dasar dalam pengendalian biaya overhead adalah dengan menetapkan standar – standar pelaksanaan dan beroperasi dalam batas – batas standar. Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini, yaitu: Cara pendekatan pra perencanaan atau preventif, dan cara pendekatan sesudah kejadian (after the fact).
Pra perencanaan (preplanning) dapat dilaksanakan pada banyak jenis biaya overhead menurut bentuk yang agak sama dengan biaya upah langsung. Sebagai contoh, jumlah buruh tidak langsung dapat direncanakan persis serupa dengan buruh langsung. Cara pendekatan ini akan berguna bilaman menyangkut biaya upah dalam jumlah besar untuk pembelian perlengkapan atau bahan perbaikan/pemeliharaan. Mungkin perlu untuk menyelenggarakan catatan mengenai perjanjian – perjanjian pembelian, menurut pertanggungjawaban, untuk perkiraan – perkiraan ini. Sebagaui contoh setiap bon permintaan pembelian, perlu disetujui oleh departemen anggaran. Jika batas anggaran telah tercapai maka tidak ada pembelian lebih lanjut yang dibolehkan kecuali dengan persetujuan dari manajemen yang lebih tinggi. Juga, bilamana bon permintaan barang atau bahan merupakan sumber pembebanan, maka kepala departemen dapat diberitahu secara periodic mengenai biaya per bulan kumulatif, dan dapat diambil langkah – langkah untuk menolak pengeluaran – pengeluaran berikutnya (kecuali untuk keperluan – keperluan mendadak), jika batas anggaran hamper dicapai. Controller akan sanggup mencari jalan dan cara untuk membantu para eksekutif operasi memelihara biaya – biaya dalam batas – batas anggaran dengan menyediakan bagi mereka jenis informasi ini.
Cara pendekatan setelah kejadian adalah pelaporan tendensi – tendensi dan pelaksanaan yang tidak memuaskan. Ini meliputi analisa varians. Di sini masalahnya agak berbeda dengan upah langsung atau bahan oleh karena adanya faktor tingkat kegiatan yang berbeda – beda. Penyimpangan (variances) overhead dapat dikelompokkan menurut klasifikasi yang berikut:
Yang dapat dikendalikan oleh pimpinan departemen.
-          Varians tariff atau pembelanjaan (rate or spending variance)
-          Varians efisiensi (efficiency variance)
Yang menjadi tanggung jawab manajemen tertinggi
-          Varians volume.
Tentunya adalah penting untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya varians ini, apabila ingin diambil tindakan perbaikan. Karena ini maka varians yang diakibatkan oleh volume penjualan perlu diisolasikan sari varians yang dapat dikendalikan oleh para kepala departemen.[5]




BAB III
KESIMPULAN

Ø  Pengawasan overhead adalah  tindakan yang dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya yang tidak terduga dan tidak berkaitan secara langsung dengan output.

Komponen biaya yang diperhitungkan dalm baiyaoverhead ini adalah semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba antara lain adalah:beban personalia, administrasi dan umum, dan beban lainnya.
Ø  Ciri-ciri biaya overhead yang terjadi di bank antara lain :
  • Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
  • Menjadi biaya pada periode terjadinya.
  • Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
   Ø   Tujuan Pengawasan Overhead
·         Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan
·         Untuk mengetahui besar kecilnya overhead
·         Untuk mentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab
  Ø  Unsur-unsur biaya overhead dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead dapat dibagi menjadi tiga golongan:
  • Biaya overhead tetap yaitu biaya overhead yang tidak berubah dalam volume kegiatan tertentu.
  • Biaya overhead variabel dalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
  • Biaya overhead semi variabel yaitu biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.[6]
DAFTAR PUSTAKA


Peni R Pramono, Membedah Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007, hal: 26